Rabu, 04 April 2012

Pantun

Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya tiap baris terdiri atas empat perkataan. Dua baris pertama disebut sampiran (pembayang), sedangkan dua baris berikutnya disebut isi pantun.
Antara sampiran dan isi terdapat hubungan makna. Hubungan antara keduanya bukan hanya dalam tataran makna, tapi juga bunyi. Bisa dikatakan jika sampiran sebenarnya membayangkan isi pantun.

Pada pantun yang baik, terdapat hubungan makna tersembunyi dalam sampiran, sedangkan pada pantun yang kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan persamaan bunyi. Pantun yang baik dengan sebutan pantun sempurna/penuh, dan pantun yang kurang baik dengan sebutan pantun tak penuh/tak sempurna. Karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam (berisi), maka kemudian dikatakan, “sampiran dapat menjadi isi, dan isi dapat menjadi sampiran.”

Dalam kehidupan masyarakat Melayu sehari-hari, pantun merupakan jenis sastra lisan yang paling populer. Penggunaannya hampir merata di setiap kalangan: tua-muda, laki-laki-perempuan, kaya miskin, pejabat-rakyat biasa dst. Dalam prkatiknya, pantun ini diklasifikasi ke dalam beberapa jenis yaitu: Pantun Nasihat, Pantun Berkasih Sayang, Pantun Suasana Hati, Pantun Pembangkit Semangat, Pantun Kerendahan Hati, Pantun Pujian, Pantun Teka-teki, Pantun Terhadap Perempuan, dan Pantun Jenaka.

Pantun juga berfungsi sebagai bentuk interaksi yang saling berbalas, baik itu dilakukan pada situasi formal maupun informal. Pantun pada masyarakat Melayu mengalir berdasarkan tema apa yang tengah diperbincangkan. Ketika seseorang mulai memberikan pantun, maka rekan lainnya berbalas dengan tetap menjaga tali perbincangan. Dalam interaksi pantun berbalas ini berlatar belakang pada situasi formal maupun situasi informal. Pada situasi formal semisal ketika meminang atau juga membuka sebuah pidato, sedangkan pada situasi informal seperti perbincangan antar rekan sebaya.

Pantun adalah genre sastra tradisional yang paling dinamis, karena dapat digunakan pada situasi apapun.

Di mana orang berkampung disana pantun bersambung.
Di mana ada nikah kawin disana pantun dijalin.
Di mana orang berunding di sana pantun bergandeng.
Di mana orang bermufakat di sana pantun diangkat.
Di mana ada adat dibilang, di sana pantun diulang.
Di mana adat di bahas di sana pantun dilepas.
Next Prev